MALANG || sidikutama.com - Polri kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan generasi sehat Indonesia dengan meresmikan delapan Sentra Pengolahan Program Gizi (SPPG) yang telah operasional dan memulai pembangunan 205 unit baru secara serentak di seluruh Indonesia. Acara ini dipusatkan di Desa Rembun, Kabupaten Malang, dihadiri oleh Wakil Menteri Pertanian, Irwasum Polri, jajaran Forkompimda, serta masyarakat sekitar. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan panen jagung nasional dan penyerahan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa traktor, benih, pupuk, dan pestisida guna mendukung dapur SPPG dalam memenuhi bahan pangan lokal.
Hingga awal Agustus 2025, pembangunan SPPG menunjukkan hasil signifikan. Sebanyak 27 unit sudah beroperasi, melayani 86.777 penerima manfaat setiap hari dan menyerap 1.344 tenaga kerja. Selain itu, 34 unit tengah memasuki tahap akhir persiapan, 155 unit dalam proses konstruksi, dan 205 unit baru dimulai pembangunannya hari ini. Total 421 unit SPPG ditargetkan dapat menjangkau 1,47 juta orang setiap harinya. Polri menargetkan 500 unit selesai hingga akhir 2025 dan meningkat menjadi 1.000 unit pada 2026.
Kapolri melalui Irwasum Polri selaku Ketua Gugus Tugas MBG Polri menegaskan pentingnya keamanan dan kualitas makanan melalui Security Food Test yang wajib dijalankan oleh tim medis POLRI. Irwasum Polri, Komjen Pol Dr. Dedi Prasetyo, menuturkan bahwa setiap makanan yang diproduksi wajib melalui uji keamanan untuk memastikan standar higienitas dan kandungan gizi yang aman dikonsumsi. “Ini adalah pembeda SPPG Polri, karena kami menjamin tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, Polri mengusung pendekatan kolaboratif Penta Helix sebagai strategi utama keberlanjutan program. Lima unsur utama yang terlibat meliputi: pemerintah (TNI, Pemda, dan Kementerian/Lembaga), akademisi (pakar gizi dan kesehatan), pelaku bisnis (UMKM, koperasi, kelompok tani), masyarakat (relawan dan pengelola Yayasan Kemala Bhayangkari), serta media sebagai mitra penyebar informasi. Pendekatan ini memungkinkan intervensi gizi yang efektif sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal.
Program MBG juga diarahkan untuk membantu percepatan penurunan angka stunting nasional serta memperkuat ketahanan pangan berbasis komunitas. Selain menyalurkan makanan bergizi, SPPG berperan sebagai motor penggerak sosial yang mengintegrasikan edukasi, pemberdayaan, serta ketahanan ekonomi di tingkat akar rumput. Polri memandang SPPG bukan sekadar dapur, melainkan ekosistem pembangunan manusia yang komprehensif.
Di akhir sambutannya, Irwasum Polri mengajak seluruh elemen bangsa untuk turut serta menyukseskan program ini. "SPPG adalah bukti nyata bahwa POLRI hadir membangun masa depan bangsa. Mari kita dukung bersama demi lahirnya generasi Indonesia Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global," pungkasnya.
(Ihwan)