JATIM || Sidikutama.com - Dalam kehidupan ini, setiap manusia tengah menjalani sebuah perjalanan yang telah ditakar oleh Allah SWT. Tidak semua yang diharapkan akan terwujud sesuai keinginan, namun setiap langkah hidup selalu mengandung hikmah. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menikmati perjalanan dan mensyukuri setiap nikmat, sebab semua itu merupakan bagian dari takaran yang telah ditetapkan oleh Allah dengan penuh keadilan.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian (dalam hal dunia), dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian. Itu lebih layak agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menjadi pengingat agar manusia tidak terus menerus merasa kurang, namun lebih banyak bersyukur atas apa yang dimiliki.
Seringkali kita terjebak dalam angan dan keinginan duniawi yang tak berujung. Padahal, ketenangan hati bukan berasal dari jumlah harta, jabatan, atau pujian orang, tetapi dari rasa syukur yang tumbuh dalam hati. Syukur mampu menjadikan sedikit terasa cukup dan banyak menjadi berkah.
Allah SWT telah menakar rezeki setiap hamba dengan penuh kebijaksanaan. Dalam Surah Al-Hadid ayat 22 disebutkan, "Tiada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya." Ini membuktikan bahwa semua yang kita alami telah ditetapkan oleh-Nya. Maka tak ada alasan untuk iri atau merasa tidak adil.
Menikmati perjalanan hidup berarti menerima dengan ikhlas setiap fase yang dijalani—baik suka maupun duka. Saat gembira, bersyukurlah. Saat sulit, bersabarlah. Dua hal ini menjadi kunci untuk menjaga hati agar tetap tenang dan tidak goyah dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.
Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin. Semua urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapat nikmat, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa musibah, ia bersabar dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim). Hadis ini mengajarkan kita bahwa sikap syukur dan sabar merupakan karakter utama seorang mukmin sejati.
Melatih diri untuk bersyukur juga dapat memperbaiki kualitas hidup. Orang yang bersyukur cenderung lebih bahagia, tenang, dan terhindar dari penyakit hati seperti iri, dengki, dan sombong. Ia memandang hidup dengan lebih jernih dan penuh harapan, bukan keluhan dan kesempitan.
Kita tak tahu masa depan, tapi kita bisa memilih sikap untuk hari ini. Maka nikmatilah prosesnya, syukurilah setiap takaran yang Allah berikan. Karena sesungguhnya, yang paling membahagiakan bukanlah ketika kita mendapatkan semua yang diinginkan, melainkan ketika kita ikhlas menerima apa yang telah diberikan.
Akhir kata, marilah kita jadikan hidup ini sebagai ladang ibadah. Jalani dengan penuh kesabaran dan syukur, karena Allah tidak akan pernah salah dalam menentukan takaran hidup setiap hamba-Nya. Tetaplah optimis, dan serahkan semua hasilnya kepada Allah SWT yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Reporter : Ihwan