JATIM || sidikutama.com - Jawa Timur dikenal sebagai salah satu lumbung padi nasional, namun ancaman hama tikus kerap menjadi momok bagi para petani di wilayah ini. Tikus sawah dapat merusak tanaman mulai dari fase awal tanam hingga menjelang panen, sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang efektif dan ramah lingkungan untuk mengendalikan populasi hama tikus.
Salah satu metode yang terbukti efektif adalah pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami tikus, seperti burung hantu (Tyto alba). Program pemasangan rumah burung hantu (Rubuha) sudah mulai diterapkan di beberapa daerah di Jawa Timur dan terbukti mampu menekan populasi tikus tanpa merusak lingkungan. Setiap burung hantu mampu memangsa hingga lima ekor tikus per malam, menjadikannya agen pengendali yang efisien.
Selain itu, sanitasi lingkungan sawah juga menjadi kunci penting. Petani disarankan untuk membersihkan pematang dan saluran irigasi dari semak belukar atau gulma yang dapat menjadi sarang tikus. Membersihkan jerami sisa panen dan menutup lubang-lubang persembunyian tikus juga perlu dilakukan secara rutin agar habitat tikus terganggu.
Penggunaan alat jebakan seperti bubu tikus dan perangkap mekanis juga dapat menjadi opsi tambahan. Petani bisa membuat perangkap massal yang diletakkan di jalur aktif tikus. Cara ini lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan racun kimia yang justru dapat merusak ekosistem dan berbahaya bagi manusia.
Tak kalah penting adalah gerakan pengendalian hama tikus secara serentak. Pemerintah desa bersama kelompok tani di Jawa Timur dapat menjadwalkan waktu khusus untuk melakukan gropyokan atau penangkapan massal tikus. Aksi kolektif seperti ini terbukti jauh lebih efektif dibandingkan jika dilakukan secara individu.
Dengan menerapkan kombinasi strategi biologis, mekanis, dan partisipatif ini, hama tikus di lahan pertanian dapat dikendalikan secara berkelanjutan. Pemerintah daerah, penyuluh pertanian, dan masyarakat petani diharapkan terus bersinergi agar produktivitas pertanian di Jawa Timur tetap terjaga dan meningkat.
Reporter : Ihwan